identitas bangsa
Indonesia, 28 Oktober 1928 Masehi. Saat yang megah dan memiliki makna sangat dalam tentang sebuah rasa, sebuah karsa, dan sebuah asa. Ikrar jiwa-jiwa muda pada bangsa Indonesia tuk menebarkan rasa cinta dan bangga akan bangsa kita, bangsa Indonesia. Bangsa yang memiliki beragam kekayaan baik alam maupun kultur budayanya.
Tak mungkin saya mampu membayangkan apa yang terjadi saat itu. Namun, hari itu terasa membekas bagai menggoreskan luka kebahagiaan, akan rasa cinta pada bangsa Indonesia. 3 Unsur utama intinya, melalui rangkaian kata-kata yang menyatukan kita semua, tuk selalu bersama dalam hidup di Indonesia.
Setelah sekian lama, setelah waktu yang membawa kita pada kehidupan sekuler, libralis, komunis ataupun demokratis, sebagai pilihan idealis. Terasa kepudaran makna sebuah peristiwa nan megah dikenal dengan hari Sumpah Pemuda.
Harus saya akui, tanpa harus dipungkiri. Memang kepudaran akan makna Sumpah Pemuda jiwa-jiwa muda bangsa Indonesia tempo itu, tak lagi membekas di hati, kepudarannya mungkin disebabkan oleh bercampurnya beragam budaya bangsa lain yang menjerumus masuk, seolah serangan virus yang menghantam dan memanipulasi arsip-arsip dokumen tentang budaya bangsa sendiri. Atau penat atau bosan yang merasuk di diri ini akan identitas bangsa ini.
Setelah lebih dari setengah abad bangsa ini, meniti kehidupannya, membangun dan membina kehidupannya, diri ini pun seolah tak mengenali lagi jati diri bangsa ini. Diri ini terbuai dengan kemajemukan yang terbingkai indah, menusuk secara perlahan jati diri bangsa ini.
Inilah awalnya diri ini mulai menyadari sebuah kesepahaman yang diinginkan muda-mudi tempo itu untuk menyatukan semua rakyat bangsa Indonesia dengan satu persamaan pendapat yang mengikat kehidupan bangsa untuk dapat rukun dalam kedamaian. Hidup dengan beragam etnik yang memang harus saling mengenal.., berdampingan dengan lebih menghargai kebudayaan bangsa sendiri.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda